BANTEN – KABARDAERAH.COM
Cilegon – Mendapat berita melalui media social yang tidak berimbang dan realistis. Karang taruna kota cilegon angkat bicara, Komunitas Mahasiswa harusnya berbicara secara akademis, ya harusnya jangan asal bicara karena seorang mahasiswa di didik secara akademis sehingga berbicara berdasarkan data. Tegas Bung Dede Herdiayanto Koordinator Bidang Pengembangan Kemitraan Organisasi.
“Kamipun menyesalkan penilaian beberapa komunitas mahasiswa tersebut, karena kami sebagai mitra pemerintah mengikuti pemerintahan ini, program pemerintahan sudah terealisasi sangat baik dan transparan,” ujarnya.
Bagaimana kita menilai Urgensinya Pembangunan jalan Lingkar Utara, dibandingkan Pendidikan Masyarakat kota cilegon. Berapa banyak Masyarakat Cilegon lulusan SLTA ingin melanjutkan ke jenjang berikutnya tidak mampu, sekarang sudah sampai 3.000an di biayai pemerintah, pengangguran menurut data BPS menurun, ya kan kita berdasarkan data buka opini.
Adapun terjadi fluktuatif itukan wajar saja orang kehidupan ini terus berjalan tapi hingga saat ini menurut data BPS Nasional Kota CIlegon masih baik di antara kab/kota se- Indonesia.
Kota Cilegon meraih banyak penghargaan dari berbagai kementerian, ya hasil kerja keras semua perangkat pemerintah bukan Gimik seorang walikotanya, pemerintah pusat kan ada program secara nasional dan bisa dikakukan oleh semua kab/kota dan daerah se-Indonesia, kemudian pemerintah pusat memberikan apresiasi kepada Pemerintah daerah baik Provinsi dan/atau Pemerintah Kab/Kota se-indonesia tentu dengan kriteria yang ditentukan pemerintah pusat, dan mereka melakukan penilaian secara berkala kemudian terpilih sepuluh atau lima besar dari sekian daerah, di berikan apresiasi oleh mereka artinya untuk memotivasi dan terus dipertahankan dan kembangkan oleh yang meraihnya.
“Karang taruna kota Cilegon pun tahun 2010, 2017 pernah mengikuti itu kami dianugrahi karang taruna terbaik ke 2 tahun 2010 dan ke 3 tahun 2017 macam-macam kriteria, dan ini sebagai apresiasi kementrian sosial terhadap organisasi sosial se Indonesia khususnya Orsos Karang Taruna, harapannya untuk dipertahankan dan dilanjutkan bagi pengurus selanjutnya. Jadi komunitas mahasiswa harusnya apresiasi juga terhadap pemerintah, melalui bea siswa ful sarjana, banyak temen-temen kita yang tidak terpikir untuk kuliah sekarang programnya lebih terbuka dan dinikmati temen-temen kita,” paparnya.
“Kemudian pemerintah dianggap menyampingkan aspek pertanian dan hak-hak petani, ngawur kan ..? paham tidak luasan dan geografis kota cilegon. Kultur tanah yang ada di kota cilegon ini kan berbeda dengan Letak Geografis kab Pandeglang atau Lebak dan Kab. Serang, di sana masih banyak tanah – tanah yang bukan hak milik sehingga pemerintah bisa saja mengelola tanah tersebut baik secara langsung mau pun bekerjasama dengan pihak ketiga kemudian masih banyak Sungai – Sungai yang bisa di bangun irigasi dan memang letak geografisnya masih bagus untuk pertanian.
Di cilegon ada lahan pertanian hingga saat ini sekitar 1.300 Ha lahan pertanian sebagian besar milik warga setempat sehingga pengelolaannya juga sebagaimana yang dikehendaki pemiliknya, beberapa yang lain tanahnya dijual untuk pengembangan perumahan karena ditanami kacang, singkong, ubi-ubian dan padi juga hasil kurang maksimal, cuacanya panas curah hujan yang tidak menentu, tidak ada aliran Sungai yang bisa dijadikan irigasi,” lanjutnya.
Jadi sudahlah komunitas mahasiswa harusnya banyak-banyak silaturahmi terhadap Pemerintah bangun sinergitas agar tujuan-tujuan utama mahasiswa dan perkuliahan bisa lebih tepat sasaran, saat ini pemerintah lebih welcome pada semua elemen dan sudah transparan dengan semua program yang dilakukannya,” tegas Bung Dede.
Di konfirmasi via telfon ketua Karang Taruna Bung Ahmad Mahdi mengatakan, menurutnya di awal – awal saya memimpin karang taruna Kota Cilegon saya sempet diskusi kecil dengan beberapa komunitas Mahsiswa yang terhimpun di Kota Cilegon, bagaimana temen-temen mahasiswa lakukan kemitraan dengan Pemerintah dan industri karena melihat perkembangan Industri yang sekarang bergulir pada Padat Modal, supaya temen-temen mahasiswa yang sudah lulus ada bekal pengetahuan dan tersertifikasi bisa digunakan di industri sekitar atau pada potensi lainnya.
“Tentu tidak akan bisa semuanya tuntas dengan instan, dengan demikian kita menggali dan mengembangkan dari semua sektor yang ada; Himbauan kami Harapan, kritik dan saran ada tempatnya dan tidak semua di tuangkan dalam media social,” tutupnya. (Red)